10 Alasan mengapa Jakarta adalah kota yang menyenangkan

Saya sudah/baru* (coret yang tidak tepat) tujuh tahun tinggal di Jakarta. Selama itu pula, saya tidak pernah menganggap bahwa Jakarta adalah kota kedua atau ketiga saya (setelah kampung halaman). Saya menganggap bahwa Jakarta adalah the land of opportunity ketimbang sebuah kota yang punya tempat khusus di hati saya.


Namun di tengah situasi Jakarta yang semrawut, macet, panas dan sering banjir, saya masih menemukan banyak hal yang menyenangkan dari kota ini. Beberapa hal itu malah, menurut saya, menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih exciting dibanding Singapura, Sydney, Beijing atau Los Angeles.


1. Pusat dari pemerintahan Republik Indonesia




[caption id="attachment_75" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Stephen Fitzgerald Sipahutar Flickr (CC) Stephen Fitzgerald Sipahutar[/caption]

Sebagai ibukota negara, Jakarta pasti akan mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Suka atau tidak, negara-negara lain akan menilai Indonesia dari wajah Jakarta yang mereka lihat. Karenanya, pembangunan di Jakarta juga paling pesat di antara kota lain.


2. Pusat bisnis, media dan hiburan




[caption id="attachment_76" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Stenly Lam Flickr (CC) Stenly Lam[/caption]

Tidak seperti Amerika yang mengenal New York sebagai kota bisnis, atau Cina yang menahbiskan Shanghai sebagai pusat perdagangan, Indonesia meletakkan semua beban itu di Jakarta. Karena itu, bisnis tumbuh sangat cepat di kota ini.


Demikian juga dengan medianya. Nyaris semua media nasional berukuran besar pasti berpusat di Jakarta. Ini membuat Jakarta selalu berada dalam sorotan pers. Salah satu efek baiknya, di Jakarta lebih sulit untuk melakukan korupsi karena pengawasan media yang sangat ketat.


Industri hiburan juga berpusat di Jakarta. Televisi, rumah produksi, band dan penyanyi terkenal, mayoritas berasal (atau setidaknya mengawali karirnya) dari Jakarta. Bukan sesuatu yang aneh bila Anda bisa bertemu Luna Maya di Plaza Senayan atau VJ Daniel dalam acara lomba lari 10K.


3. Jakarta dipenuhi berbagai obyek wisata menarik




[caption id="attachment_77" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Made Anka Asril Flickr (CC) Made Anka Asril[/caption]

Agak susah kalau menginginkan Jakarta punya pantai seindah Lombok. Tapi hei, Jakarta punya puluhan, bahkan ratusan museum yang menawarkan jutaan pengetahuan baru. Jakarta juga punya bangunan-bangunan bersejarah peninggalan penjajah Belanda. Jakarta punya kebun binatang berukuran besar dan punya banyak theme park (kebanyakan bertema air).


4. Makanan di Jakarta sangat kaya




[caption id="attachment_78" align="alignnone" width="640"]Foto: Arya P Foto: Arya P[/caption]

Sebagai periuk peleburan berbagai bangsa, wajar Jakarta sangat kaya dalam spektrum kulinernya. Mau cari makanan seperti apa, saya bilang 99% pasti ada di Jakarta. Mau dari makanan tuan rumah Betawi, Jawa, Padang, Palembang, Bali, Ambon, sampai yang citarasa internasional seperti Italia atau Meksiko, semua tersedia di sini.


5. Transportasinya hidup nyaris 24 jam




[caption id="attachment_79" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Charles Wiriawan Flickr (CC) Charles Wiriawan[/caption]

Saya nggak bilang kalau Jakarta punya sistem transportasi yang mumpuni. Tapi di sini, setidaknya ada banyak pilihan transportasi seperti Commuter Line, Transjakarta, taksi, Uber, sampai ojek. Pulang larut malam dari restoran? Ada taksi yang tarifnya sama saja dengan tarif di siang hari. Bandingkan dengan beberapa kota yang tarif taksi di tengah malah bisa berlipat dua dari tarif normalnya.


6. Jakarta sangat dinamis




[caption id="attachment_80" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Judhi Prasetyo Flickr (CC) Judhi Prasetyo[/caption]

Denyut nadi kehidupan Jakarta berjalan nyaris 24 jam, tak pernah berhenti. Bayangkan, jam 12 malam saja jalanan masih ramai. Kadang ada midnight sale di mall-mall tertentu. Kawasan di mana klub-klub malam berada tentu saja juga masih dipadati orang. Warung-warung kopi (waralaba internasional maupun bisnis lokal) masih saja dikunjungi orang-orang yang ingin bersantai.


Pengalaman saya dengan kota-kota besar lainnya mungkin masih terlalu sedikit buat jadi pembanding. Tapi di Singapura, misalnya, saya melihat bahwa jam 12 malam saja jalanan sudah sepi. Hampir tidak ada Starbucks 24 jam dan tempat makan pinggir jalan (hawker) juga paling buka sampai jam 2 pagi. Atau di Los Angeles, di mana kawasan bisnisnya sudah sepi di atas jam 10 malam. Mungkin hanya New York City yang denyut nadinya lebih kencang dari Jakarta.


7. Tempat hiburan yang sungguh variatif




[caption id="attachment_81" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Ross Pollack Flickr (CC) Ross Pollack[/caption]

Seperti yang sudah saya sebut di atas, kehidupan Jakarta nyaris tak pernah mati. Ini disokong oleh tempat-tempat hiburan yang juga buka sampai larut. Bioskop, kafe, bar, sampai klub malam biasa melayani pengunjung sampai melewati tengah malam, bahkan dini hari.


Apakah berarti Jakarta hanya ramai kalau malam? Tentu saja tidak. Kalau siang, ada lebih banyak lagi tempat hiburan atau hangout yang sesuai dengan selera tiap-tiap penduduknya.


8. Jakarta adalah surga belanja




[caption id="attachment_82" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Indigo Skies Photography Flickr (CC) Indigo Skies Photography[/caption]

Mulai dari pasar kain terbesar di Asia Tenggara bernama Tanah Abang, sampai ke brand-brand elit dunia seperti Louis Vuitton atau Alexander McQueen di mall-mall mewah berpendingin udara, semua ada. Semua tinggal bergantung pada seberapa banyak duit yang Anda punya.


9. Kemajuan teknologi informasinya




[caption id="attachment_84" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Ian Higgins Flickr (CC) Ian Higgins[/caption]

Kalau bicara tentang kecepatan koneksi internet, Indonesia secara umum memang tertinggal jauh. Tapi khusus untuk Jakarta, mungkin ketertinggalan itu tidak terlalu jauh; bahkan mungkin malah sedikit mengungguli beberapa kota lain di dunia. Di Jakarta, penyedia layanan internet riuh rendah berebut pelanggan. Semua mencoba menawarkan harga semurah mungkin (bayangkan, harganya di bawah Rp400 ribu per bulan, itu kurang dari $35!) dengan kualitas yang cukup mumpuni.


Selain soal internet, Jakarta juga punya kualitas layanan seluler yang cukup baik. Ada banyak piliha operator yang juga bersaing dalam hal tarif. Dari segi gadgetnya, orang Jakarta juga sama techie-nya dengan orang-orang di Tokyo atau NYC yang sudah menggenggam iPhone 6 terbaru (bahkan ketika secara resmi belum beredar di sini).


10. Biaya hidupnya tak semahal kota global lain




[caption id="attachment_83" align="alignnone" width="640"]Flickr (CC) Kaybee07 Flickr (CC) Kaybee07[/caption]

Oke, benar, biaya hidup di Jakarta memang tidak murah bagi kebanyakan warga Indonesia. Namun dibanding Singapura atau Sydney, jelas Jakarta lebih murah.


 


 


 


 

Share on Google Plus

About Kispen

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments :

Post a Comment